Al-Andalus Lepas Keberangkatan Tiga Alumni Kuliah di Madinah

01 March 2024 | By Anugrah

Pesantren Islam Internasional Al-Andalus kembali memberangkatkan tiga alumninya untuk berkuliah di Universitas Islam Madinah (UIM), Arab Saudi, Senin (22/2/2024). Ketiganya yaitu Muhammad Rayhan Mashab Zulhaidir (jurusan Syariah), Iip Saefunnawasi dan Faqih Itsnan Rufaidi (jursan Dakwah wa Ushuluddin). Direktur Departemen Program Internasional Al-Andalus, Ustaz Wahyudin Abdullah Lc mengatakan, saat ini alumni Al-Andalus yang tengah menempuh pendidikan tinggi di Arab Saudi sebanyak 13 orang. Masing-masing di UIM 8 alumni, King Khalid Abha 2, dan di Kulliyatul Haram 3 orang. “Alhamdulillah kita bersyukur karena ada tiga alumni yang kita berangkatkan lagi ke UIM dan bergabung dengan alumni-alumni yang lebih awal ada di sana. Ini berkat ikhtiar dan doa kita semua, sehingga kita bisa mengutus lagi alumni ke Madinah,” ujar ustaz Wahyudin. Dia mengungkapkan, ketiga alumni tersebut mendapat full beasiswa dari pemerintah Arab Saudi. Mencakup akomodasi selama menjalani studi, biaya keberangkatan, tunjangan buku pelajaran, tunjangan bulanan, serta fasilitas dan layanan lainnya. Sejauh ini menurut ustaz Wahyudin, alumni Al-Andalus cukup bersaing dengan alumni sekolah lainnya untuk bisa mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri. Selain di Madinah, Al-Andalus juga sudah mengirim alumni untuk kuliah di Mesir, Turki, Yordania dan Libya. “Harapannya semakin banyak lagi alumni kita yang bisa memanfaatkan kemudahan kuliah di luar negeri. Karena sebenarnya banyak orang di luar sana yang ingin kuliah di luar, tapi peluangnya tidak begitu besar. Sementara Al-Andalus punya peluang besar itu, sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan,” urainya. Lebih jauh kata ustaz Wahyudin, ada begitu banyak keuntungan yang bisa didapatkan jika melanjutkan kuliah di luar negeri. Diantaranya karena universitas tersebut memiliki kredibilitas dalam ilmu agama Islam. “Yang paling penting adalah pengalaman belajarnya. Pelajar muslim, atau pelajar yang ingin mendalami Islam, sangat tepat untuk belajar di Arab Saudi, Mesir dan negara-negara arab lainnya. Mereka punya kesempatan belajar secara langsung dengan ulama-ulama atau masyayikh-masyayikh. Yang mungkin dulu mereka belajar hanya dari tulisan atau buku-bukunya, sekarang bisa belajar langsung,” ungkap alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini. “Kedua adalah connecting dan buku-buku rujukan lebih mudah didapatkan. Setelah mereka kembali di Indonesia, harapannya bisa lebih matang dan siap dari segi keilmuan untuk mengembangkan kreatifitas dakwah mereka di mana pun nanti mereka berada,” pungkasnya.